Teratak usang itu buruk, menjadi peninggalan turun temurun. Di dalamnya tinggal seorang pemuda yang bernama Qodri. Walaupun miskin, masyarakat sekeliling sangat menyenanginya kerana keperibadiannya yang baik, penyantun, jujur dan amanah. Lantaran itu, Raja telah memanggilnya dan melantik Qodri sebagai tukang kebun istana.
Ketekunan dan kejujuran Qodri dalam pekerjaanya membuatkan Raja sangat kasih kepadanya. Semestinya sudah lumrah dunia, orang yang baik pasti ada yang dengki. Menteri-menteri kerajaan dan pembantu-pembantu istana yang lain berasa iri hati dengan layanan Raja terhadap Qodri.
Suatu hari terlintas di hati Raja untuk menguji kejujuran Qodri. Maka, dipanggilah semua pembantu istana, menteri-menteri dan pegawai tinggi kerajaan. Raja bertanya kepada semua yang hadir, " Adakah kalian sanggup mendengar dan melaksanakan titahku?"
" Sanggup tuanku!" jawab mereka serentak.
Raja kemudian mengeluarkan permata besar miliknya. " Sekarang aku perintahkan kamu untuk memecahkan permata ini," ujar sang Raja.
Kesemua pembantu istana, menteri-menteri dan pegawai kerajaan menolak untuk melaksanakannya. Mereka mengatakan terlalu sayang kalau permata kerajaan yang amat berharga itu dipecahkannya.
Kemudian, Raja menyuruh Qodri menghancurkan permata itu. Tanpa berfikir panjang, Qodri memecahkan permata itu dengan kapaknya. Kesemua hadirin terkejut melihat permata itu pecah berderai. Lantas mereka memaki-maki dan memarahi Qodri atas kebodohannya memecahkan permata itu.
"Mengapa kamu memecahkan permata itu?" tanya Raja.
Dengan tenang Qodri menjawab, " Ampun tuanku. Patik hanya mentaati perintah tuanku untuk menghancurkan permata itu. Bagi patik, permata itu tiada nilainya jika dibandingkan dengan perintah tuanku dengan mulia."
Mendengar jawapan itu, Raja tersenyum bahagia. Peristiwa itu menambahkan rasa kasih Raja terhadap Qodri. Hal itu meneybabkan kebencian semakin menebal dalam diri pekerja yang lain.
Suatu hari, Raja sekali lagi ingin menguji kejujuran dan kepintaran Qodri. Maka dikumpulkan seluruh penghuni kerajaan kemudian berkata,"Sekarang, aku bagi peluang kepada kalian semua. Apa saja barang berharga disekeliling yang kalian pegang boleh diambil dan dimiliki."
Suasana menjadi hiruk-pikuk. Para menteri yang berdiri dekat dengan perhiasan kerajaan berebut mengambilnya. Ada yang mengambil emas, permata, dan banyka lagi barang yang berharga.
Tetapi, Raja hairan melihat Qodri hanya berdiam diri sahaja. " Mengapa kamu tidak mengambil barang berharga yang dekat dengan kamu?" tanya Raja.
Qodri menjawab denagan pertanyaan, "Patik hanya ingin memastikan perintah tuanku tadi, adakah benar tuanku menyuruh memegangn barang berharga terdekat dan setelah itu barangan tadi menjadi milik patik?"
"Benar" jawab Raja.
Serta-merta Qodri memeluk tubuh Raja. Semua yang hadir kaget melihat tindakan Qodri itu. Setelah Raja meredakan suasana, dia meminta penjelasan dari Qodri.
Qodri dengan bijaksana menjelaskan mengapa dia memeluk Raja, "Sesungguhnya barang yang paling berharga dalam kerajaan ini ialah Raja sendiri. Sesiapa yang memiliki Raja, secara tidak langsung dia telah memiliki seluruh kesenangan."
Kemudian Qodri melanjutkan hujahnya, "Begitulah tamsilannya untuk kita sebagai manusia. Jika manusia 'memegang' hubungannya dengan Allah SWT, maka Allah SWT (Maha Raja dari sekalian raja) akan bersama dengan kita setiap saat. Secara tidak lansung pertolongan serta bantuanNYa senantiasa bersama kita. Setiap doa dan hajat kita dimakbulkanNya. Dan kalau semua ini sudah wujud, maka seluruh ciptaan Allah SWT akan tunduk dan berkhidmat(melayani) kita."
Kesimpulan tamsilan
Sidang pembace sekalian, berdasarkan tamsilan ini dapat kita simpulakan bahawa manusia yang berpegang dengan janji-janji Allah SWT akan mendapat segala bentuk bantuan dariNya tidak kira kesenangan dunia mahupun di akhirat kelak.
Firman Allah SWT dalam surah Muhammad ayat ke-7:
"Wahai orang-orang yang beriman!Jika kamu menolong (agama) Allah, nescaya Dia akan menolong kamu dan menetapkan kaki kamu"
Timb Exco Dakwah PMIMSU 10/11
Ummu AIman BT Hasbullah
No comments:
Post a Comment